Category: puisi


munajat cinta

Ya Allah, jika aku jatuh cinta,
cintakanlah aku pada seseorang yang melabuhkan cintanya pada-Mu,
agar bertambah kekuatan ku untuk mencintai-Mu.

Ya Muhaimin, jika aku jatuh cinta,
jagalah cintaku padanya agar tidak melebihi cintaku pada-Mu

Ya Allah, jika aku jatuh hati,
izinkanlah aku menyentuh hati seseorang yang hatinya tertaut pada-Mu,
agar tidak terjatuh aku dalam jurang cinta semu

Ya Rabbana, jika aku jatuh hati,
jagalah hatiku padanya agar tidak berpaling dari hati-Mu.

Ya Rabbul Izzati, jika aku rindu,
rindukanlah aku pada seseorang yang merindui syahid di jalan-Mu.

Ya Allah, jika aku rindu,
jagalah rinduku padanya agar tidak lalai aku merindukan syurga-Mu.

Ya Allah, jika aku menikmati cinta kekasih-Mu,
janganlah kenikmatan itu melebihi kenikmatan indahnya bermunajat di sepertiga malam terakhirMu.

Ya Allah, jika aku jatuh hati pada kekasih-Mu,
jangan biarkan aku tertatih dan terjatuh dalam perjalanan panjang menyeru manusia kepada-Mu.

Ya Allah, jika Kau halalkan aku merindui kekasih-Mu,
jangan biarkan aku melampaui batas sehingga melupakan aku pada cinta hakiki dan rindu abadi hanya kepada-Mu.

Ya Allah Engaku mengetahui bahawa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta pada-Mu,
telah berjumpa pada taat pada-Mu,
telah bersatu dalam dakwah pada-MU,
telah berpadu dalam membela syariat-Mu.
Kukuhkanlah Ya Allah ikatannya.
Kekalkanlah cintanya.
Tunjukilah jalan-jalannya.
Penuhilah hati-hati ini dengan Nur-Mu yang tiada pernah pudar.
Lapangkanlah dada-dada kami dengan limpahan keimanan kepada-Mu dan keindahan bertawakal di jalan-Mu.

(As-Syahid Syed Qutb)

Perkenankanlah aku mencintaimu
seperti ini
tanpa kekecewaan yang berarti
meski tanpa kepastian yang pasti
harapan-harapan yang setiap kali
dikecewakan kenyataan
biarlah dibayar oleh harapan-harapan baru
yang menjanjikan

perkenankanlah aku mencintaimu
semampuku
menyebut-nyebut namamu
dalam kesendirian pun lumayan
berdiri di depan pintumu tanpa harapan
kau membukakannya pun terasa nyaman
sekali-kali membayangkan kau memperhatikan
pun cukup memuaskan
perkenankanlah aku mencintaimu sebisaku

(Mustofa Bisrie)

luka dan bahagia

luka dan bahagia adalah kesatuan dalam hidup yg tak dapat dipisahkan…

yah, laksana dua sisi mata uang…

mata uang yang hanya berlaku jika ada warna dan karakter pada kedua sisinya…

jika tak ada satu, maka tak berguna lah ia…

kita hanya akan mengerti bahasa luka, bila telah mengenal bahagia,  pun sebaliknya…

saat mengalami luka, yakinlah bahwa pada suatu masa akan kita temui bahagia…

karena kebahagiaan adalah anggur yang tertuang dalam cawan cinta…

yang dipergilirkan kepada para peserta jamuan kehidupan…

ada saat mereguk, ada saat menanti giliran…

saat mengalami bahagia, persiapkan untuk menunggu masa mereguk selanjutnya…

boleh jadi masa itu akan lama, menjemukan, dan menyakitkan…

bahkan, mampu membuat kita putus asa…

hanya kearifan dan keikhlasan, yang dapat membuat luka itu indah..

yang mampu menjadikan luka sebagai pelajaran…

yang akan membuat kita lebih dewasa…

sehingga lebih siap lagi saat menjemput cawan kebahagiaan berikutnya, dan …

mereguknya lebih lama…

gerangan dari ruang sebelah

Pagi itu mendung menggelayut, berkejaran di langit karangmenjangan

Iringannya harmonis dengan dua roda yang aku tunggangi

Bergegas, menghindari kebiasaan buruk yang sering aku lakukan

Yang tak jarang membuat aku harus menahan malu sejadi-jadinya: terlambat!


Plateau itu sudah menunggu

Ceceran gagasan dari pemuda-pemudi yang sombong

Yang bangga dengan lalu-lalangnya istilah ilmiah-serapan

Model komunikasi yang jamak diadopsi cendekia muda

“Semakin susah dimengerti, semakin literer”

Begitu kata mereka


Pemuda-pemudi itu sudah berkumpul

Menyatukan hati

memuntahkan seluruh amunisi yang disiapkan rapi dari peraduan

tercecer di lantai plateau, seperti biasa

kadang panas, kadang tenang

kadang lancar, kadang membingungkan


senjata dari ruang sebelah tiba-tiba menyalak

memuntahkan longsongan peluru yang memanaskan plateau

hey, tunggu !

itu caliber yang sama dengan milikku !

aku terhenyak, siapa  gerangan dirinya?

Yang menarik pelatuk tadi?

Yang model senjatanya sama dengan milikku?


Aku tak menemukan jawabannya

Seperti kataku tadi

Suara itu berasal dari ruang sebelah

Yang dilindungi sebentang kain

Sepanjang buaya di rawa amazon

Setinggi unta di padang sahara


Sekali lagi, aku tak mengenal siapa gerangan dirinya

Hanya imajinasi liar yang coba mereka-reka

Interpretasi dari siluet

Yang terbentuk karena pancaran mentari pagi


Aku  masih penasaran

Mungkin kami akan cocok

Dengan selera dan model senjata yang sama

Mungkin dia bisa menjadi teman ngobrol yang asyik

Muangkin juga partner yang solid

Dalam mengarungi pertempuran yang sebenarnya


Diantara kumpulan para serdadu muda aku bertanya

Gerangan dari ruang sebelah

pelangi jiwaku

pelangi

Aku tak tahu kapan rasa ini bermula

Padahal dulu kulihat dengan kebencian pada dirinya

Dia, yang selalu tersenyum sinis dalam keangkuhannya

Dia, yang membuatku bingung untuk menemukan keindahannya

Tak sekalipun aku meliriknya

Bahkan, bertemu pun enggan kurasa

Namun, kini semua berbeda

Menghasut mata,

Ia laksana bidadari menjelma

Lembut tutur katanya

Ramah perangainya

Santun dan bersahaja

Lihai menjaga kehormatannya

Seperti putri raja,

Yang agung terdidik dalam istana

Rasa ini mengalun lembut

Menelusup dengan bisikan ke  relung hati

Mengalir perlahan

Menggenangi taman hati yang tengah gersang

Menciptakan musim semi abadi

Menumbuhkan tunas-tunas cinta

Memperkokoh akarnya

Menegakkan batangnya

Memperindang daun-daunnya

Menjadikan kelopaknya mekar merekah

Menebarkan aroma surga

Menyaputkan segores rindu

Meletupkan gelombang gairah

Membubungkan sekuntum asa

Menari-nari indah di warna-warni

Warna-warni pelangi jiwaku

Nasionalisme

Tiada ku mengenal

tanah air selain Islam

bagiku sama saja

Syam atau lembah Sungai Nil.

Setiap disebut asma Allah

d negeri mana pun, maka

kuingat segenap penjuru

dari lubuk negeri

kepada para pemuda

yang merindukan kejayaan…

kepada umat yang tengah kebingungan

di persimpangan jalan…

kepada pewaris peradaban yang kaya raya

yang telah menggoreskan catatan membanggakan

di lembar sejarah umat manusia….

kepada setiap muslim yang yakin akan masa depannya

sebagai pemimpin dunia dan peraih kebahagiaan

di kampung akhirat…

kepada mereka semua

kami persembahkan risalah ini…

GADIS SEPERTIGA

jilbab_4Lamat melemah..

Hanya sesekali diiringi isak..

Bibirnya bergetar…

Menunggu cumbuan dari sang kekasih…

Matanya sembap..

Takut sang kekasih akan pergi meninggalkannya…

Hanya mereka berdua…

Ditengah hening lelap…

Di antara malam gelap…

Ya, hanya berdua…

FUTUUR

Berulang kali rasa ini muncul
Ribuan, tidak. Jutaan mungkin..
Menggelayuti akar jiwa yang telah rapuh…
Yang lelah dibenturkan rasa putus asa dan kecewa
Menggema, seruan ajakan untuk rubuh…
Berhenti, dan menghilang dari kerumunan ini…
Sama sekali….
Menggantung, diantara ketidakpastian..
Tergoda untuk menuruti bisikan..
mereguk nikmat dunia..
menyelam dalam ke samudera cinta..
merasai arti bahagia..
meski hanya fatamorgana..